Senin, 14 Mei 2012

 BI Diprediksi Tahan Pelemahan Rupiah
 
ILUSTRASI
JAKARTA - Tekanan terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi sedikit mereda pada awal pekan ini. Rupiah diprediksi akan berada pada kisaran Rp9.170-9.250 per USD.

"Kemungkinan, Bank Indonesia (BI) akan menjaga rupiah di level Rp9.200-an per USD dengan menggunakan berbagai kebijakan dan variabel moneternya,".
Rahadyo mengatakan, untuk pergerakan pasar valas pada pekan ini hal yang dicermati adalah kekhawatiran mengenai status Yunani apakah masih bergabung dengan Uni Eropa atau tidak. Menurutnya, mayoritas masayarakat Yunani memilih pemimpin yang anti uni eropa, karena mereka tidak berharap menerima bailout lagi. Sebab, syarat menerima bailout adalah pengetatan anggaran yang dirasa memberatkan masyarakat Yunani.

Sebagaimana diketahui, pada penutupan perdagangan Jumat pekan lalu, rupiah ditutup menguat ke level Rp.9.180-9.190 per USD, setelah sebelumnya sempat berada di level Rp9.245 per USD. Setelah sempat terdepresiasi selama beberapa hari, akhirnya rupiah bisa menguat di akhir pekan lalu.

"Tekanan rupiah karena imbas capital outflow investor asing melalui pasar saham. dana yang keluar tersebut dikonversikan ke aset safe haven seperti dolar AS, maka hal tersebut menekan rupiah," katanya.

Bahkan, Non Delivery Forward (NDF), perdagangan rupiah di pasar valas luar negeri sempat tertekan sampai Rp9.365 perUSD. Hal tersebut sudah terjadi selama lima hari berturut-turut. Di tambah indeks Dow Jones melemah, dan berimbas terhadap profit taking investor asing di pasar saham domestik.

BI juga akan menaikkan suku bunga tagihan dan deposito berjangka guna menyerap kelebihan dana dalam sistem keuangan. Hal itu ditempuh setelah bank sentral memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 5,75 persen.

"Bank Indonesia selalu ada di pasar valuta asing. Pernyataan mereka yang menyebut akan mengambil langkah untuk mempersempit jarak (spread) antara tingkat referensi dan tingkat bunga overnight, menyebabkan rupiah sangat menarik bagi investor," tutup dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar